HIJAU PUTIH KENAMGANKU
Malam ini udara di surabaya sangat panas, membuatku ingin
berteriak sekuat tenaga ingin terlepas. Tetapi
aku sadar bahwa itu adalah hal yang sia sia. Karena berteriak dan
memberontak saja tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi membuat kita semakin
kehabisan tenaga. Maka dari itu aku putuskan untuk kembali tidur di tenda
hijauku, walaupun rasa panas ini sungguh membakar kulit dan tulangku. Aku juga
tahu suhu dan aktifitas yang berlebihan ini membuatku mengalami demam yang
tinggi. Tapi apa daya, dalam diklat Mahasiswa ini semua peserta diklat
diharuskan untuk tidur di tenda. Terpaksa pula aku harus mengikuti ketentuan
yang ada, demi mendapat predikat sebagai keluarga fakultas. Dalam setiap acara
diklat mahasiswa ini aku dikenal sebagai seorang yang kritis, tanggap akan
keadaan dan juga pandai dalam merangkai kata kata. Selain itu para senior
menilaiku dapat membawa suasana dalam setiap acara, sehingga tugasku dalam
acara ini semakin berat. Tetapi aku memiliki kedudukan spesial, karena semua
menganggapuku sebagai agen perubahan, tapi tidak bagiku. Bagiku, aku hanyalah
seorang manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Oleh karena itu aku
tetap membaur dalam seluruh rangkaian acara.
Hari pertama
telah berlalu. Semua bisa dilalui dengan baik oleh seluruh peserta diklat.
Tetapi sebagian besar juga telah sakit dan ada yang pulang saat diklat masih
berjalan satu hari. Tapi dalam kelelahan ini aku masih bertahan. Sampai
akhirnya pada materi dari Badan Eksekutif Mahasiswa, tubuhku sudah tidak dapat
digerakan lagi, kepalaku berat dan aku pun muntah, suhu badanku meningkat
secara drastis dan mataku berkunang kunang. Dan saat itulah aku dibawa ke tenda
medis untuk menjalani perawatan. Setelah malam hari ada acara api unggun
sebagaI acara keakraban. Tetapi dalam acara itu demamku semakin tinggi,
mencapai 39 derajat selsius. Dalam
keadaan yang sangat mustahil bagiku untuk bangkit, hadirlah sosok yang
menyejukan hatiku. Ya, namanya adalah yona, seorang gadis manis asal kota
nganjuk. Malam itu hanya api unggun yang menemani acara kami. Dan pada
keremangan cahaya, aku merasa tanganku mendapat dekapan hangat. Dan aku sedikit
kaget, karena dekapan itu tidak hanya di leher. Dekapan itu berpindah ke leher,
lalu pindah ke dahiku. Setelah itu ada suara lembut yang mebisik ke telingaku.
Dia berkata “ kau demam, aku bawakan kau minyak kayu putih”. Aku menoleh ke
arah suara tersebut. Ya aku telah menduga, gadis itu adalah yona. Dia melempar
senyum manisnya ke arahku, serta menyerahkan minyak kayu putih yang dibawanya
kepadaku. Aku sedikit melongo dan tidak tanggap, lalu dia berkata” aku pijitin
ya biar kamu tidak sakit lagi” . malam
itu sungguh malam yang sangat romantis, ditemani api unggun dan dipijit oleh
wanita semanis Yona. Selama acara berjalan aku melihat sayang yang tulus
terpancar dari kelopak matanya. Aku tak bisa menahan airmataku, ingin sekali
aku menangis dalam dekapanya. Tapi waktu itu suhu tubuhku sungguh lemah.
Sekarang api unggun telah dimatikan dan waktu mulai menunjukan pagi
hari. Lalu ku teringat dengan Yona. Aku temui dalam ground perkemahan, ku lihat
dia meringkuk seperti menahan sakit.
Lalu ku pegang tanganya, dan kubisikan sesuatu, “Yona aku cinta kamu”.
Setelah itu ku pijit badanya. Dia tidak berkata sedikit pun, tapi kupikir dia
hanya sakit.
Pagi telah berganti siang. Waktunya kita pulang dari diklat.
Tetapi aku merasakan ada yang aneh pada Yona. Kupikir dia masih sakit, tetapi
aku melihat adanya perbedaan dalam raut mukanya, dia seperti memikirkan
sesuatu. Keesokan paginya aku mengajaknya makan di sebuah restoran ternama.
Lalu dalam restoran itu aku buka pembicaraan dengan menanyakan kabarnya. Dia
berkata bahwa dia baik baik saja, dia juga berkata bahwa dia juga sayang dan
cinta kepadaku. Raut bahagia terpancar dari wajahku, tapi itu sangat kontras
dengan keadaan wajahnya,aku berpikir bahwa dia mempunyai masalah besar. Kutanya
padanya, dia hanya menangis memendam air mata. Lalu aku memeluk dan mencium
keningnya. Setelah ia tenang kutanya, ada apa? Ternyata jawaban yang ia berikan
diluar dugaanku, dia dijodohkan dengan orang lain. Saat itu air mataku tak
tertahan, aku ikut menangis dalam pelukanya.
Rasa hati ini
seperti ditikam oleh sembilu tajam. Aku menguatkan diriku untuk menerima
kenyataan. Karena jika ia memilih aku, aku tidak akan bisa meberikan
kebahagiaan padanya. Karena aku belum memiliki penghasilan yang lebih besar
dari calon yang dijodohkan pada yona. Aku tahu, bahwa calon yona lebih
tampan,kaya dan bertanggung jawab. Dengan kata lain memang benar ibu Yona
menjodohkan anaknya dengan laki laki itu.
Tapi yona berkata
bahwa ia tidak cinta pada laki laki itu. Dia lebih memilihku. Tapi apa daya,
dia berhadapan dengan doktrin orang tuanya. Aku lalu meberikan saran agar ia
patuh pada orang tuanya. Walaupun sebenarnya dalam hati ini menjerit dan pilu. Sebelum
aku tinggalkan yona. Aku memberikan sebuah kue padanya. Ya kue untuk Yona
No comments :
Post a Comment