Berontak
by ali corbanims
Aku tidak mengerti tentang apa yang sebenarnya di inginkan
oleh si tua itu. Setiap detik selalu ku selami jalan pikiranya, selalu ku
penuhi permintaanya, tetapi aku belum tau di mana letak maksud dan cita cita si
tua itu. Bohong jika yang di inginkan bukan uang, mungkin itu saja yang saat
ini mampir di benakku. Tapi ah sudahlah,
toh dia juga sudah tua. Tidak ada salahnya untuk sekedar menghormati dan
memenuhi semua permintaanya. Walaupun kurasa, permintaanya lebih berat dari
permintaan tuhan. Suatu hari aku pernah menganggap dirinya adalah orang yang
diutus tuhan untuk memperbaiki tingkahku. Tetapi kok gaya bicaranya melebihi
firman tuhan. Dia juga bukan nabi, karena ku tahu nabi terakhir sudah wafat .
jauh sebelum dia lahir, sangat jauh.
Mungkin ini
akhir dari jiwa mudaku, atau awal jiwa pemimpinku. Yang pasti aku ingin
berontak. Tak jelas memang apa yang kukatakan. Bahkan menurutku definisiku
sedikit berbelit belit. Tapi ya sudahlah namanya juga anak muda nanti juga
marahnya reda. Tapi walau bagaimanapun aku tetap ingin berontak. Dari
ketidakmampuanya membaca pikiranku, atau dari semua keinginanku yang hanya
dianggap sebagai angin lalu. Ya beruntunglah aku. Bisa memproyeksikan ini ke
dalam secarik kertas, ya kertas digital. Ya kertas ini membuatku satu langkah
lebih baik. Dan membuat seluruh pikiranku tenang. Bahkan lebih tenang dari
dasar danau ranu kumbolo. Bingung itu hal biasa bagiku. Tapi jika ada rajanya
bingung pasti itu dari kata kata ataupun permintaanmu.
Hariku semakin
berwaran ketika aku di SMA. Bukan karena aku punya pacar, tapi hujan doktrin
dan hujat amarahnya itu serasa pernak pernik yang wah, susah juga
mendeskripsikanya. Hidup ditengah
problema boneka yang kau buat, aku memberi alasan itu karena jika kau tak
selalu mengatur, problema tak akan pernah datang, atau setidaknya aku tidak
akan menyesal jika suatu problema itu dari kesalahanku. Tapi ini tidak,
problema justru datang dari kesalahan
dirimu jika mengambil sebuah keputusan.
Dan yang selalu ku dengar adalah kau yang selalu menyalahkan diriku
dalam situasi dan kondisi seperti apapun. Aku tetap bersabar. Dan hal yang
harus kau ingat adalah ketika kau menyuruhku belajar di kamar, ya aku belajar.
Belajar mengungkapkan semuanya lewat tulisan. Tapi seberapa besar amarahmu aku
selalu berdzikir pada tuhan, dan memohon tuhan untuk mengampuni segala dosamu.
Tapi apa kau sadar selama ini , kurasa tidak.
Tapi setelah
kupikir berontak memang hal yang bodoh, ya lebih bodoh dari para penyair yang
doyan makan nasi karak dan krupuk. Ya
mungkin aku susah untuk memahami, atau kau yang terlalu kaku. Ya aku akan berusaha menarik pundi pundi
rupiah dari setiap tulisanku, dan akan kuhujani ribuan dolar tepat di pelupuk
matamu agar kau sadar ini semua bukan Cuma omong kosong. Keringatku, waktuku
dan konsistensiku akan bisa mengalahkan egomu. Ya aku sedikit sadar bahwa kau
satu satunya yang bisa memberiku 3 juta dalam sebulan bukan yang lain. Tapi
jika ku mampu untuk menghasilkan yang lebih banyak, mengapa tidak. Ya ya kau
benar, dalam hidup harus selalu dimulai dengan suatu perjuangan, bukan dengan
tidur tiduran. Ya terima kasih saranmu, yang mengatakan orang sukses Cuma tidur
6 jam sehari. Lalu yang kulakukan. Aku hanya ingin tidur 4 jam sehari, demi
membuktikan omong kosongmu.
Dari tadi yang
keluar di mulutku Cuma kata ya. Jangan jangan ini karena overdosis doktrinmu
yang selalu harus bilang ya. Lihat dari tadi Cuma ya dan ya. Ini deskripsi
terakhir tentang si tua. Dia suka bagi bagi duit. Tapi ke orang jauh, sedangkan
aku, malah dimintai duit. Ya gak papa kan aku sudah banyak duit. Dan ya si tua
itu suka pergi malam hari , mungkin cari angin, atau mungkin pergi dengan
sekertarisnya yang cantik. Perduli apa
aku aku dengan selingkuhanya. Aku sih cuek, yang terpenting dalam hidupku ini
Cuma 2 asal bisa makan dan punya baju.
Masalah tidur gak masalah. Aku pernah tidur di sawah,tenda warung emperan
toko,kelas,koridor, bahkan di bawah pohon juga pernah. Nggak masalah kan.
Dia pikir dengan
sudah punya uang banyak bisa mengaturku, tidak, aku akan berontak, catat itu
tua, aku akan berontak.
No comments :
Post a Comment