Wednesday 15 June 2016

cerpen baper



Teh untuk Tita
By ali corbanims

Sebuah pagi yang cerah di sebuah kota di surabaya,telah datang seorang anak dari peraduanya menuju ke tengah kota. Sambil membawa beberapa bungkus teh yang ditata rapi dalam sebuah wadah. Ini adalah suatu pemandangan yang biasa di kota besar seperti ini, tetapi ada yang sedikit berbeda dengan anak tersebut, ia terlihat membawa tongkat yang membantunya sebagai kaki cadangan. Sambil menenteng es teh anak tersebut mengikuti derasnya arus manusia yang ada di area surabaya selatan. Di setiap jalan yang ia temui ia selalu dengan semangat menjajahkan es teh nya, dan pada akhirnya seseorang membeli sebungkus es tehnya. Dan meberikan dua lembar uang seribu rupiah. Dengan mengucap terimakasih, anak tersebut pergi meninggalakan orang tersebut. Terus ia menyusuri jalan sembari berpegangan pada tongkat yang ia bawa. Aku tetap di belakang, mengikuti anak tersebut dari belakang. Setelah itu datang lagi seseorang yang membawakan dirinya sejumblah uang, kemudian anak tersebut melihat dengan riang. Dia lalu menyodorkan beberapa bungkus es teh, dan menerima uang pemberian dari orang tersebut.
       
    Hari berpindah, begitu juga dengan anak itu. Ia mengatakan pada dirinya, aku adalah orang yang sukses, begitu ucapnya setiap kali ia berjalan dengan kakinya yang sedikit terluka. Kemudian anak tersebut masuk ke daerah perumahan di daerah ketintang UNESA. Tepatnya di belakang SD Laboratorium. Berharapa ada anak anak SD yang mau membeli es teh nya. Tapi kenyataan berkata lain. Anak anak sudah pulang sejak 2 jam yang lalu. Dia hanya terduduk dan mengucap alhamdulillah. Karena mungkin pendapatanya hari ini cukup untuk makan dan minum. Melihat hal itu aku merasa kasihan dengan anak tersebut.
   
   Setelah cukup lama berhenti, anak tersebut bangkit dari peristirahatanya. Dengan semangat ia kembali pulang. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan seorang gadis kecil berjilbab, mungkin seumuran denganya. Benar saja, setelah berkenalan, ternyata memang gadis tersebut seusia denganya. Setelah cukup lama berbincang, akhirnya bocah laki laki tadi memberikan es teh nya kepada gadis itu. Gadis itu bernama Puspita Deasy. Tita adalah panggilan akrabnya. Seorang gadis yang dikenalnya, yang baik hatinya, yang lembut tutur katanya dan yang halus jari jemari tanganya.
     
     Satu detik kemudian aku terbangun, ya aku terbangun tepat di tempat aku mengamati bocah penjual es teh yang kakinya terluka itu. Lalu aku turun dari mobilku dan melihat diriku dalam genangan air yang memantul. Aku tidak menemukan diriku. Yang kutemukan hanyalah bocah penjual es teh yang terluka kakinya, yang bermain dengan gadis kecil bernama tita. Ya, akulah bocah laki laki itu. Akulah yang dulu menjajakan es teh dari kampung ke kampung. Dari sekolah ke sekolah. Dari rumah ke rumah. Dan sekarang dari jual es teh aku berhasil membangun restoran dengan banyak cabang. Tetapi satu yang aku tidak berhasil lakukan saat ini. Bertemu kembali dengan Puspita. Dan aku tidak tahu dimana sekarang ia tinggal. Karena bertemu denganya bukanlah soal berapa bungkus es teh yang pernah kuberi, tetapi soal berapa bungkus kenangan manis yang ia beri kepadaku. Walaupun sesungguhnya kalian semua telah tahu, aku bukan kekasihnya, ataupun sahabat dekatnya. Tapi aku terus mencintainya dalam diam. Dan yang sekarang terjadi adalah cinta yang ada ikut terdiam. Bersama sosok yang hilang dalam kenyataan.
   
     Keesokan harinya aku melihat tita melintas. Dengan menggunakan mobil bersama dengan kekasih barunya. Lalu aku hanya bilang, cinta memang harus memiliki sedangkan takdir, Allah yang memiliki. Ya sekarang kau bersama orang itu. Setelah sekian lama kita tidak bertemu. Tidak mengapa. Aku hanya bisa masuk ke dalam rolls royce phantom miliku sambil tersenyum


jual souvenir lucu cocok untuk pernikahan,sweet 17, hadiah lomba,giveaway, chek on instagram artistik 28. cp : H. Rohani 08123002512, atau manager marketing cp : 081333616433

No comments :

Post a Comment