Peran
Pancasila dalam Menghadapi globalisasi
Setiap butir dalam pancasila menjelaskan bagaimana
kita sebagai bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Perkembangan iptek
dan kecanggihan manusia dalam hal aksebilitas menyebabkan warga negara kita di
Indonesia menjadi krisis jati diri. Luhurnya pancasila seakan akan lenyap dalam
hingar bingar budaya mancanegara. Panduan dalam hidup berbangsa dan bernegara
juga digeser oleh peran media asing yang mudah masuk dan berkamuflase. Berikut ini
adalah penanggulangan efek globalisasi dalam setiap sila pancasila.
Sila
pertama
Dalam sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang maha
Esa. Sila ini berperan menyaring dampak negatif globalisasi dalam segi moral
agama. Dikarenakan ideologi dari berbagai negara adalah berbeda, ada dari
negara tersebut yang menganut sistem liberal, yaitu bebas dalam beragama. Ini sangat
dapat membahayakan Indonesia apabila masyarakatnya tidak beragama/atheis. Dapat
menimbulkan adanya pelanggaran norma agama, karena warga yang bersangkutan
tidak beragama. Mak dari itu pola ini dapat diatur dengan adanya pancasila sila
pertama. Sila ini juga dapat memfilter adanya tontonan atau pengaruh radikal
dalam beragama, seperti terorisme yang mengatasnamakan agama. Karena bila
dikupas menurut pancasila sila pertama tidak ada satu pun agama di dunia ini yang
mengajarkan tentang tindakan radikal dan terorisme. Hal itu berarti setiap
tindakan yang merenggut hak beragama adalah salah di mata Pancasila. Maka filter
agama ini turut berperan dalam mencegah rusaknya perdamaian di muka bumi.
Sila
ke dua.
Sila ke dua pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab. Ini menunjukan filter dalam aspek hukum, budaya serta norma
yang ada di Indonesia. Dengan sila ke dua ini kita akan tetap mengacu pada
hukum yang ada di Indonesia. Setiap kesalahan bukan ditentukan oleh media,
melainkan oleh badan hukum yang ada. Setiap acuan perundang undangan pun tidak
sampai melenceng pada pakem aslinya. Selain mengatur masalah peraturan dan
perundang undangan, sila ini juga berperan sebagai filter dalam hal norma norma
khususnya norma budaya. Dalam sila ini menjunjung tinggi adat ketimuran yang
kental dengan sopan santu, toleransi dan gotong royong. Jadi apabila ada cara
berpakaian, gaya hidup maupun cara untuk menjalani kehidupan sehari hari yang
baru, dapat difilter dengan sila ini, apakah itu baik ataupun tidak. Ini berkaitan
dengan kegiatankita sehari hari, apabila termakan oleh arus negatif dari
globalisasi dalam hal budaya, maka ini akan berbahaya bagi jati diri
perseorangan tersebut. Maka dari itu filter yang paling tepat digunakan dalam
hal ini adalah sila kedua dalam pancasila.
Sila
ke 3
Dalam sila ke 3 pancasila yang berbunyi Persatuan
Indonesia mengingatkan kita kembali pada hakikat dari bhineka tunggal ika,
yaitu berbeda beda tetapi tetap satu tujuan. Yaitu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang makmur,damai dan sejahtera.
Ini merupakan filter terhadap prilaku masyarakat yang sudah tergerus
dampak negatif dari globalisasi.yaitu adanya indifidualisme dalam setiap
kegiatan dalam kehidupan. Ini sangat tidak cocok dengan semua yang ada di
Indonesia, terutama dalam istilah, jika pekerjaan yang sulit jika dikerjakan
bersama sama akan menjadi mudah. Maka dari itu sekarang banyak masyarakat yang
kurang bisa mencari kerja, tidak bisa mencari nafkah, banyaknya kriminalitas
dan maraknya pemalsuan barang, merupakan salah satu dampak negatif globalisasi
yaitu individualisme dalam bertindak. Maka filter yang terbaik adalah sila ke 3
dari pancasila yaitu persatuan Indonesia. Dengan adanya persatuan, gotong
royong, dan saling tolong menolong juga sangat berdampak besar terhadap
kehidupan bermasyarakat. Setiap orang akan mudah mencari kerja ataupun membuka
usaha, membuka lapangan kerja, karena sifat gotng royong akan menimbulkan
komunikasi yang baik dengan sesama manusia. Juga membantu Indonesia terutama
dalam mewujudkan tujuan bangsa.
Sila
ke 4
Sila ke 4 dalam pancasila yang berbunyi kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan / perwakilan. Peranya dalam
filter globalisasi adalah sebagai pengaruh dan menyusupnya ideologi liberal
dalam kehidupan kita sehari hari. Menyebebabkan budaya musyawarah untuk
mencapai mufakat menjadi hilang. Maka dari itu, pada sila ini filter dapat
dilakukan dengan cara membiasakan diri dalam mengamalkan nsila ke 4 dalam
setiap problema kemasyarakatan. Main hakim sendiri yang sekarang marak terjadi
bisa dihindari dengan adanya sila ini. Semua keputusan baik tingkat desa maupun
tingkat pemerintah pusat dapat dilakukan dengan baik, ketika kita mengamalkan
sila ini. Dalam sila ini kaitanya dengan era globalisasi adalah menjamurnya
iptek membuat semua orang enggan berpendapat secara tatap muka. Dengan adanya
musyawarah terbuka dan tatap muka, dapat membangun kembali rasa saling menghormati
dan menghargai pendapat orang lain, serta mementingkaan kepentingan umat
daripada individu.
Sila
ke 5
Sila ke 5 dalam bunyinya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, mengajarkan kita tentang sosial kemasyarakatan, serta
keadilian di jaman kemajuan IPTEK dan globalisasi ini. Semua informasi harus
adil dan berimbang, oleh sebab itu sila ke 5 ini hadir sebagai kontrol sosial,
seperti pada perilaku masyarakat dalam menanggapi baik buruknya perkembangan
IPTEK, juga mengenai bagaiman kita bersosial dan memiliki rasa keadilan yang
sama antar warga negara. Maka dari itu kelima sila dari sila ini akan saling
berhubungan dalam agen kontrol dan filter dalam menghadapi kemajuan iptek dan
globalisasi.
les privat biologi surabaya
cuma
bantu teman yang ingin kerja : menerima kursus biologi untuk SD dan
SMP. khusus daerah surabaya. kursus ini berupa kursus prifat, dan guru
les/kursus datang langsung ke tempat. untuk tarif yaitu 30 ribu / Idr
30k. untuk sekali datang. jadwal kosong mengajar :
rabu jam: 16.00-19.00
kamis jam : 16.00-19.00
jumat : sehabis sholat jum'at /13.00-16.00
sabtu jam :08.00-11.00
mohon bagi anda yang berminat silahkan sms nomor telpon :
0896-8951-6164. mohon sms di nomer berikut. terima kasih
No comments :
Post a Comment