Sunday, 5 June 2016

pancasila dalam globalisasi



Peran Pancasila dalam Menghadapi globalisasi

Setiap butir dalam pancasila menjelaskan bagaimana kita sebagai bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Perkembangan iptek dan kecanggihan manusia dalam hal aksebilitas menyebabkan warga negara kita di Indonesia menjadi krisis jati diri. Luhurnya pancasila seakan akan lenyap dalam hingar bingar budaya mancanegara. Panduan dalam hidup berbangsa dan bernegara juga digeser oleh peran media asing yang mudah masuk dan berkamuflase. Berikut ini adalah penanggulangan efek globalisasi dalam setiap sila pancasila.

Sila  pertama

Dalam sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang maha Esa. Sila ini berperan menyaring dampak negatif globalisasi dalam segi moral agama. Dikarenakan ideologi dari berbagai negara adalah berbeda, ada dari negara tersebut yang menganut sistem liberal, yaitu bebas dalam beragama. Ini sangat dapat membahayakan Indonesia apabila masyarakatnya tidak beragama/atheis. Dapat menimbulkan adanya pelanggaran norma agama, karena warga yang bersangkutan tidak beragama. Mak dari itu pola ini dapat diatur dengan adanya pancasila sila pertama. Sila ini juga dapat memfilter adanya tontonan atau pengaruh radikal dalam beragama, seperti terorisme yang mengatasnamakan agama. Karena bila dikupas menurut pancasila sila pertama  tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan tentang tindakan radikal dan terorisme. Hal itu berarti setiap tindakan yang merenggut hak beragama adalah salah di mata Pancasila. Maka filter agama ini turut berperan dalam mencegah rusaknya perdamaian di muka bumi.

Sila ke dua.

Sila ke dua pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Ini menunjukan filter dalam aspek hukum, budaya serta norma yang ada di Indonesia. Dengan sila ke dua ini kita akan tetap mengacu pada hukum yang ada di Indonesia. Setiap kesalahan bukan ditentukan oleh media, melainkan oleh badan hukum yang ada. Setiap acuan perundang undangan pun tidak sampai melenceng pada pakem aslinya. Selain mengatur masalah peraturan dan perundang undangan, sila ini juga berperan sebagai filter dalam hal norma norma khususnya norma budaya. Dalam sila ini menjunjung tinggi adat ketimuran yang kental dengan sopan santu, toleransi dan gotong royong. Jadi apabila ada cara berpakaian, gaya hidup maupun cara untuk menjalani kehidupan sehari hari yang baru, dapat difilter dengan sila ini, apakah itu baik ataupun tidak. Ini berkaitan dengan kegiatankita sehari hari, apabila termakan oleh arus negatif dari globalisasi dalam hal budaya, maka ini akan berbahaya bagi jati diri perseorangan tersebut. Maka dari itu filter yang paling tepat digunakan dalam hal ini adalah sila kedua dalam pancasila.
Sila ke 3
Dalam sila ke 3 pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia mengingatkan kita kembali pada hakikat dari bhineka tunggal ika, yaitu berbeda beda tetapi tetap satu tujuan. Yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur,damai dan sejahtera.  Ini merupakan filter terhadap prilaku masyarakat yang sudah tergerus dampak negatif dari globalisasi.yaitu adanya indifidualisme dalam setiap kegiatan dalam kehidupan. Ini sangat tidak cocok dengan semua yang ada di Indonesia, terutama dalam istilah, jika pekerjaan yang sulit jika dikerjakan bersama sama akan menjadi mudah. Maka dari itu sekarang banyak masyarakat yang kurang bisa mencari kerja, tidak bisa mencari nafkah, banyaknya kriminalitas dan maraknya pemalsuan barang, merupakan salah satu dampak negatif globalisasi yaitu individualisme dalam bertindak. Maka filter yang terbaik adalah sila ke 3 dari pancasila yaitu persatuan Indonesia. Dengan adanya persatuan, gotong royong, dan saling tolong menolong juga sangat berdampak besar terhadap kehidupan bermasyarakat. Setiap orang akan mudah mencari kerja ataupun membuka usaha, membuka lapangan kerja, karena sifat gotng royong akan menimbulkan komunikasi yang baik dengan sesama manusia. Juga membantu Indonesia terutama dalam mewujudkan tujuan bangsa.

Sila ke 4

Sila ke 4 dalam pancasila yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan / perwakilan. Peranya dalam filter globalisasi adalah sebagai pengaruh dan menyusupnya ideologi liberal dalam kehidupan kita sehari hari. Menyebebabkan budaya musyawarah untuk mencapai mufakat menjadi hilang. Maka dari itu, pada sila ini filter dapat dilakukan dengan cara membiasakan diri dalam mengamalkan nsila ke 4 dalam setiap problema kemasyarakatan. Main hakim sendiri yang sekarang marak terjadi bisa dihindari dengan adanya sila ini. Semua keputusan baik tingkat desa maupun tingkat pemerintah pusat dapat dilakukan dengan baik, ketika kita mengamalkan sila ini. Dalam sila ini kaitanya dengan era globalisasi adalah menjamurnya iptek membuat semua orang enggan berpendapat secara tatap muka. Dengan adanya musyawarah terbuka dan tatap muka, dapat membangun kembali rasa saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain, serta mementingkaan kepentingan umat daripada individu.

Sila ke 5

Sila ke 5 dalam bunyinya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengajarkan kita tentang sosial kemasyarakatan, serta keadilian di jaman kemajuan IPTEK dan globalisasi ini. Semua informasi harus adil dan berimbang, oleh sebab itu sila ke 5 ini hadir sebagai kontrol sosial, seperti pada perilaku masyarakat dalam menanggapi baik buruknya perkembangan IPTEK, juga mengenai bagaiman kita bersosial dan memiliki rasa keadilan yang sama antar warga negara. Maka dari itu kelima sila dari sila ini akan saling berhubungan dalam agen kontrol dan filter dalam menghadapi kemajuan iptek dan globalisasi.

 les privat biologi surabaya

cuma bantu teman yang ingin kerja :  menerima kursus biologi untuk SD dan SMP. khusus daerah surabaya.  kursus ini berupa kursus prifat, dan guru les/kursus  datang langsung ke tempat. untuk tarif yaitu 30 ribu / Idr 30k. untuk sekali datang. jadwal kosong mengajar  :
rabu jam:  16.00-19.00
kamis jam : 16.00-19.00
jumat  : sehabis sholat jum'at /13.00-16.00
sabtu jam :08.00-11.00
mohon bagi anda yang berminat silahkan sms nomor telpon :
0896-8951-6164. mohon sms di nomer berikut. terima kasih

No comments :

Post a Comment