Thursday 23 June 2016

PTC Untuk si Kaya



PTC  Untuk si Kaya

Judul yang saya buat di atas adalah berdasarkan kisah yang benar benar dialami oleh teman saya, MUSTOFA BISHRI namanya. Dia mendapatkan pelecehan dan pengusiran keitka memassuki kawasan mall elit di daerah surabaya tersebut. Awalnya mustofa niat datang ke tempat tersebut karena ingin berjalan jalan di surabaya. Maklum, background nya sebagai anak pesantren yang ndeso sudah melekat pada dirinya. Itu terlihat dari caranya berpakaian. Jaket serta sarung selalu melekat di tubuhnya. Tidak lupa tas mini yang diletakan di pinggangya. Tetapi seharusnya siapapun dia kita harus selalu menghormati dan menghargai orang tersebut.
     
   Pelecehan terhadap mustofa sudah dimulai ketika ia masuk di kawasan elit tersebut. Ia di bentak secara kasar oleh security. Dengan nada tinggi security tersebut membentak mau kemana? Di sini tidak menerima sumbangan. Sini saya lihat isi tas kamu. Dengan kasar satpam tersebut memeriksa tas mustofa. Setelah itu dengan nada mengejek satpam tersebut bilang, mau beli apa? Di sini tak ada barang murah, di atas 80.000 semua. Mustofa dengan jujur menjawab bahwa ia hanya ingin jalan jalan saja. Tetapi satpam itu kembali mengejek, tidak pasntas sandal seperti itu naik ke tempat seperti ini. Tanpa menggubris omongan tersebut, mustofa masuk dan berjalan jalan
      
     Setelah sekian lama melihat lihat mustofa kelelahan, ia lalu mencari tempat kosong untuk duduk. Setelah itu kembali lagi seorang satpam mengusirnya. Alasanya tidak masuk akal, takut di komplain oleh pemilik toko. Padahal tidak ada toko di sekitar situ. Hal lain yang menggelikan adalah sebagian dari deretan toko masih tutup. Jadi siapa yang akan komplain. Karena dia sangat kesal maka dia cerita ke saya.
     Sebulan kemudian gantian saya yang mengunjungi PTC. Di sana saya memakai mobil saya. Tentunya masih ditemani sopir saya karena saya masih belum punya SIM waktu itu. Perlakuan yang diberikan kepada saya jauh berbeda dengan yang dialami oleh mustofa. Keluar dari mobil, saya langsung di bukakan pintu oleh satpam, dengan senyum ramah ia menyapa say dan mengatakan apa ada yang bisa dibantu. Saya membalas dan menjawab, tidak terima kasih. Setelah turun saya berputar putar sebentar di mall tersebut. Saya juga sempat betanya ke satpam di mana letak toko jam tangan bulova, ia dengan sabar dan ramah menunjukan nya
    
 Begitu pulang pun perlakuan manis terus saya dapatkan dari pegawai pegawai yang ada di toko tersebut.  Saya sebenarnya kecewa dengan para pelayan di sana. Karena mereka pilih pilih dalam melayani pengunjung. Ya walaupun yang kelas ekonomi menengah ke bawah hanya membeli minum atau sekedar jalan jalan, ya mohon dihargai sedikit lah. Kan yang miskin juga pasti punya teman seorang yang kaya, dan dapat bercerita kepada teman tersebut. Dan ingat ini surabaya rek! Dimana perbedaan bukan suatu halangan untuk bersatu.

No comments :

Post a Comment