PTC Untuk si Kaya
Judul yang saya buat di atas adalah berdasarkan
kisah yang benar benar dialami oleh teman saya, MUSTOFA BISHRI namanya. Dia mendapatkan
pelecehan dan pengusiran keitka memassuki kawasan mall elit di daerah surabaya
tersebut. Awalnya mustofa niat datang ke tempat tersebut karena ingin berjalan
jalan di surabaya. Maklum, background nya sebagai anak pesantren yang ndeso
sudah melekat pada dirinya. Itu terlihat dari caranya berpakaian. Jaket serta
sarung selalu melekat di tubuhnya. Tidak lupa tas mini yang diletakan di
pinggangya. Tetapi seharusnya siapapun dia kita harus selalu menghormati dan
menghargai orang tersebut.
Pelecehan
terhadap mustofa sudah dimulai ketika ia masuk di kawasan elit tersebut. Ia di
bentak secara kasar oleh security. Dengan nada tinggi security tersebut
membentak mau kemana? Di sini tidak menerima sumbangan. Sini saya lihat isi tas
kamu. Dengan kasar satpam tersebut memeriksa tas mustofa. Setelah itu dengan
nada mengejek satpam tersebut bilang, mau beli apa? Di sini tak ada barang
murah, di atas 80.000 semua. Mustofa dengan jujur menjawab bahwa ia hanya ingin
jalan jalan saja. Tetapi satpam itu kembali mengejek, tidak pasntas sandal
seperti itu naik ke tempat seperti ini. Tanpa menggubris omongan tersebut,
mustofa masuk dan berjalan jalan
Setelah
sekian lama melihat lihat mustofa kelelahan, ia lalu mencari tempat kosong
untuk duduk. Setelah itu kembali lagi seorang satpam mengusirnya. Alasanya tidak
masuk akal, takut di komplain oleh pemilik toko. Padahal tidak ada toko di
sekitar situ. Hal lain yang menggelikan adalah sebagian dari deretan toko masih
tutup. Jadi siapa yang akan komplain. Karena dia sangat kesal maka dia cerita
ke saya.
Sebulan kemudian
gantian saya yang mengunjungi PTC. Di sana saya memakai mobil saya. Tentunya
masih ditemani sopir saya karena saya masih belum punya SIM waktu itu. Perlakuan
yang diberikan kepada saya jauh berbeda dengan yang dialami oleh mustofa. Keluar
dari mobil, saya langsung di bukakan pintu oleh satpam, dengan senyum ramah ia
menyapa say dan mengatakan apa ada yang bisa dibantu. Saya membalas dan
menjawab, tidak terima kasih. Setelah turun saya berputar putar sebentar di
mall tersebut. Saya juga sempat betanya ke satpam di mana letak toko jam tangan
bulova, ia dengan sabar dan ramah menunjukan nya
Begitu pulang
pun perlakuan manis terus saya dapatkan dari pegawai pegawai yang ada di toko
tersebut. Saya sebenarnya kecewa dengan
para pelayan di sana. Karena mereka pilih pilih dalam melayani pengunjung. Ya walaupun
yang kelas ekonomi menengah ke bawah hanya membeli minum atau sekedar jalan
jalan, ya mohon dihargai sedikit lah. Kan yang miskin juga pasti punya teman
seorang yang kaya, dan dapat bercerita kepada teman tersebut. Dan ingat ini
surabaya rek! Dimana perbedaan bukan suatu halangan untuk bersatu.
No comments :
Post a Comment